KISAH PROFESSOR FADHILATUS SYAIKH ABDURROZZAQ AL BADR HAFIDZAHULLOH DI PASAR TANAH ABANG
Usai sholat dhuhur kami kembali sebentar ke hotel, setelah itu aku (Firanda)
dan syaikh Syaikh Abdurrozzaq Al-Badr diantar oleh salah seorang supir
(yang dia juga merupakan salah satu donatur radiorodja) menuju pasar
tanah abang untuk belanja hadiah buat keluarga syaikh di Madinah.
Tatkala sampai di pasar, sang supir meminta maaf kepada syaikh karena
tidak bisa untuk memarkirkan mobilnya dekat dengan pasar, tapi harus
jauh dari pasar karena saking padatnya. Tatkala sang sopir hendak parkir
maka seperti biasa ada tukang parkir yang membantu parkiran untuk
nantinya diberi ongkos jasa parkir. Syaikh sempat heran melihat
kehadiran tukang parkir ini, beliau sempat bertanya kepadaku, "Firanda,
buat apa orang itu bantu parkir, kan abu fulan (pak supir) bisa parkir
sendiri tanpa bantuannya?". Memang wajar kalau syaikh terheran-heran,
karena di Arab Saudi memang tidak ada pemandangan seperti ini. Maka aku
jelaskan, "Ya syaikh, dia itu sedang mencari nafkah, karena kemiskinan
di Negara kami sehingga berbagai model kerjaan dilakukan, diantaranya
kreasi para tukang parkir".
Sebaliknya tatkala ada seseorang yang berangkat ke tanah suci dan
bertemu saya di kota Madinah, diapun terheran-heran, karena selama kita
berjalan-jalan mengelilingi kota Madinah dia sama sekali tidak melihat
ada seorang tukang parkirpun.
Setelah mobil kami parkir kamipun berjalan menuju pasar Tanah Abang, dan tatkala itu kondisi pasar bagian luar agak becek, bahkan sebagian tempat tergenang air. Namun meskipun syaikh harus berjalan agak jauh dan harus melewati tanah yang becek bahkan berair serta penuh dengan keramaian namun beliau sama sekali tidak mengeluh. Kamipun memasuki pasar Tanah Abang, dan beliau memang ingin mencari baju-baju wanita khas Indonesia terutama yang bernuansa batik. Akhirnya setelah lama berputar-putar sudah banyak baju yang dibeli beliau. Demikian juga beliau membeli baju untuk anak-anak bahkan untuk bayi, karena beliau masih memiliki seorang putra yang berumur belum setahun. Selain itu beliau juga belikan untuk cucu-cucu beliau. Banyak yang beliau belanja, dan untuk sementara yang membayar adalah sang sopir, karena syaikh hanya membawa uang real, tidak membawa uang rupiah.
Rahmat kepada pelaku kemaksiatan
Tidak terasa ternyata udah masuk waktu ashar, dan subhaanallah ternyata kumandang adzan ashar terndengar di dalam pasar, hal ini sangat menyenangkan hati beliau. Kamipun menuju musolla, ternyata mushollanya sangat kecil, ukurannya kira-kira 2 kali 6 meter. Sehingga orang-orang pada sholat sendiri-sendiri sementara banyak orang yang ngantri. Aku dan syaikhpun ikutan ngantri. Musolla kecil tersebut terbagi menjadi 2 saf, saf depan untuk para lelaki dan saf belakang untuk para wanita. Ternyata –alhamdulillah- banyak juga mbak-mbak yang ngantri ingin melaksanakan sholat. Dan suatu pemandangan yang aneh bagi syaikh, ada beberapa wanita yang tidak berjilbab, bahkan ada yang memakai pakaian menor (alias banyak yang aurotnya kelihatan) akan tetapi ikut ngantri untuk sholat sambil membawa mukena. Syaikh bergumam, "Semoga Allah mengampuni dosa-dosa mereka karena sholat mereka ini. Kasihan… karena kejahilan mereka".
Aku tertegun tatkala mendengar ucapan dan doa syaikh ini. Yang sering aku dapati banyak dai tatkala melihat seseorang melakukan kemaksiatan –seperti membuka aurot atau terjerumus dalam bid'ah atau kesyirikan atau kemaksiatan-kemaksiatan yang lain- serta merta marah dan tidak member udzur kepada pelaku maksiat tersebut, bahkan bisa jadi terlontar cacian dan makian kepada pelaku maksiat tersebut. Akan tetapi syaikh di sini memandang para wanita yang terbuka aurotnya tersebut dengan pandangan rahmat, semoga Allah memaafkan mereka. Bahkan syaikh berusaha mencari udzur buat mereka dengan berakta, "Karena kejahilan mereka …".
Sepertinya hal ini adalah hal yang sepele, tapi ketahuilah para pembaca sikap ini merupakan sikap yang sangat penting untuk dimiliki oleh seorang da'i tatkala berdakwah. Sebagian da'i ketika berdakwah memasang kuda-kuda menyerang dan seakan-akan pelaku maksiat yang ada dihadapannya memang harus diserang dan tidak ada udzur baginya. Sehingga sang dai tidak menunjukan rasa rahmatnya kepada para pelaku maksiat. Sehingga hal ini berpengaruh dalam pola dakwahnya yang akhirnya dipenuhi dengan kekerasan dan kekakuan. Berbeda dengan seorang da'i yang sejak awal sudah menanamkan rasa ibanya kepada pelaku maksiat, maka dia akan berusaha berdakwah dengan sebaik-baiknya karena kasihan kepada para pelaku maksiat, dan harapannya agar mereka bisa memperoleh hidayah dengan sebab dia.
sumber:
http://binbaz.atturots.or.id/berita-kisah-syaikh-abdurrozza…
--> Insyaa Allah besok Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr akan hadir di Masjid Istiqlal Jalarta
pada Ahad, 3 April 2016 / 25 Jumadal Akhirah 1437.
Pukul: 09:00 WIB – Dzuhur.
I. Catatan Biografi Syaikh Abdurrazaq Al Badr
بِسْــــــــــــــــــمِ اللَّهِ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ
Mari Kita Bertemu Di Masjid Istiqlal Lagi..
Nama lengkap beliau Abdurrazaq bin Abdil Muhsin bin Hamd bin Abdil Muhsin bin Abdillah bin Hamd bin ‘Utsman Al Abbad Alu Badr. Adapun Al Abbad adalah laqb dari kakek buyut beliau, Abdullah bin Hamd, beliau ber-intisab kepadanya. Sedangkan Alu Badr merupakan sebutan untuk keturunan Alu Jalas dari Kabilah ‘Utrah salah satu kabilah Al-‘Adnaniyah. Nenek beliau adalah putri dari Sulaiman bin ‘Abdullah Alu Badr.
Beliau dilahirkan pada tanggal 22/11/1382 H di desa Zulfi (300 km dari utara Riyadh), Provinsi Riyadh, Saudi Arabia. Beliau tumbuh dan dewasa di desa ini dan belajar baca tulis di sekolah yang diasuh oleh ayah beliau sendiri. Keluarga beliau adalah keluarga ‘alim yang sangat perhatian pada ilmu agama. Ayah beliau, Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad hafizhahullah, adalah ulama besar ahli hadits yang diakui keilmuannya di zaman ini.
Pendidikan dan Guru
Beliau menuntut ilmu di jenjang universitas khususnya dalam bidang Aqidah sampai meraih gelar Doktoral. Beliau juga menimba ilmu dari para ulama besar Saudi Arabia, diantaranya:
Ayah beliau, al-Allâmah Asy Syaikh ‘Abdul Muhsin al-‘Abbâd hafizhahullâh
Al-Allamah Asy Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baaz rahimahullah
Al-Allamah Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah
Fadhîlatusy Syaikh ‘Alî Nâshir Faqîhî hafizhahullâh
Fadhîlatusy Syaikh ‘Abdullâh al-Ghunaimân hafizhahullâh
Aktivitas
Beliau adalah salah satu tim pengajar dan guru besar bidang Aqidah di Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia. Beliau juga menjadi pengisi tetap pengajian di Masjidil Haram Nabawi, yang tidak sembarang ulama diizinkan mengajar di sana.
Beliau pun aktif menjadi narasumber di majelis pengajian yang disiarkan televisi dan radio Saudi Arabia. Beliau juga menjadi pengisi kajian rutin di Radio Rodja 756 AM yang diterjemahkan oleh para asatidz Indonesia yang belajar di Saudi Arabia.
Karya Tulis
Fiqhu ad-Da’iyah wal Adzkâr
Adz Dikru Wad Du’a
Adzkar Ashalah Wad Du’a
Al-Haj wa Tahdzîbun Nufus
Tadzkiratul Mu`tasî Syarh ‘Aqîdah al-Hâfizh ‘Abdil Ghanî al-Maqdisî
Syarh Hâsiyah Abî Dâwud
Al-Atsar al-Masyhûr ‘anil Imâm Mâlik fî Shifatil Istiwa
Al-Qaulus Sadîd fîr Raddi ‘ala Man Ankara Taqsîmat Tauhîd
At-Tuhfatus Sanîyah Syarh Manzhûmah Ibnu Abî Dâwud al-Ha’iyah
Asbaab Ziyaadatil Imaan wa Nuqsaanihi
Taammulat Fii Mumatsalah Al Mu’min Lin Nakhlah
Dirasat Fi Baqiyyatis Shalihat
Wa Jaa’a Syahru Ramadhan
Min Ma’alimit Tauhid
Kalimatut Tauhid Laailaaha Ilallah
Ash Shidqu Ma’allah
Mau’izhatun Nisa
Ta’zhimus Shalah
Wajibuna Nahwa Ash Shahabah Radhiallahu’anhum
Maqashidul Hajj
Syarah Manzhumah Mimiyyah fil Washaya wal Adab
Ziyadatul Ilmi Wa Nuqshanuhu
Tazkiratul Mu’tasi fi Syarhi ‘Adiqadil Hafidz Abdul Ghani Al Maqdisi
Syarah Manzhumah Ar Raiyah fi As Sunnah Lizzanjani
Atsarul Fitan
dll.
Kitab-kitab yang beliau tahqiq
Fathur Rahimil Malakil Allam, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di
Ushul Azhimah min Qawaid Al Islam, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di
Fawaid Jalilah fi Qawaid Al Asma Al Husna, Ibnu Qayyim Al Jauziyyah
Qa’idah Mukhtasharah fi Wujubit Tha’atillah wa Rusulihi wa Wulatil Umuri, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
Al Inshaf fi Haqiqati Al Auliya, Ash Shan’ani
Al Mukhtar fi Ushul As Sunnah, Abu Ali Ibnu Al Banna Al Baghdadi
Ceramah beliau yang direkam
Syarah Qawa’idul Mutslaa
Syarah Al Kaliimi ath Thayyibi
Syarah Qawa’id Asma-il Husna libni Qayyim
Syarah Al Haasyiyah libni Abi Daud
Tadzkiratul Mu`tasî Syarh ‘Aqîdah al-Hâfizh ‘Abdil Ghanî al-Maqdisî
Syarah Adabul Mufrad, Imam Al Bukhari
Syarah Kitabul Fushul Fii Siratir Rasul, Ibnu Katsir
dll.
Pujian Ulama
Syaikh Ubaid Al Jabiri hafizhahullah ketika ditanya tentang Syaikh Abdurrazaq beliau menjawab:
هذا صاحب سنة ولله الحمد، معروف، وما بلغنا عنه قواعد فاسدة ولا أصول فاسدة
“Beliau ini adalah seorang shahibus sunnah (ahlussunnah), walillahilhamd, beliau dikenal, dan saya tidak pernah mendengar adanya qawa’id atau ushul yang rusak dari beliau” [1]
Syaikh Ubaid juga mengatakan bahwa Syaikh Abdurrazaq adalah salah satu ulama kibar:
الهئية الرسمية الذي نصبها ولي الأمر مثل الشيخ عبد العزيز آل الشيخ والشيخ عبد الله الغديان وهناك علماء كبار معروفون بسلامة المنهج وصحة العقيدة مثل الشيخ الدكتور ربيع بن هادي المدخلي وفضيلة الشيخ الدكتور صالح بن سعد السحيمي وفضيلة الشيخ الدكتور عبد الرزاق بن عبد المحسن البدر وفضيلة الشيخ عبد المحسن بن حماد العباد وغيرهم كثير
“Dewan ulama yang resmi yang dijadikan sebagai panduan oleh pemerintah adalah semisal Asy Syaikh Abdul Aziz Alu Asy Syaikh dan Asy Syaikh Abdullah Al Ghuddayan. Dan ada pula para ulama kibar yang dikenal dengan manhajnya yang selamat dan aqidahnya yang lurus semisal Asy Syaikh Dr. Rabi’ bin Hadi Al Madkhali, Fadhilatus Syaikh Dr. Shalih bin Sa’ad As Suhaimi, Fadhilatus Syaikh Dr. Abdurrazaq bin Abdil Muhsin Al Abbad Al Badr, Fadhilatus Syaikh ‘Abdul Muhsin bin Hammad Al Abbad, dan yang selain mereka itu banyak” [2]
Syaikh Muhammad Bazmul hafizhahullah berkata tentang beliau:
الشيخ عبد الرزاق البدر من العلماء الأفاضل و هو ولد الشيخ عبد المحسن العباد فهم من العلماء الأفاضل الذين لهم مكانتهم و لهم عملهم في خدمة المنهج السلفي…تحقيقاته و كتاباته يستفاد منها
“Syaikh Abdurrazaq Al Badr termasuk diantara para ulama yang memiliki keutamaan, dan beliau adalah anak dari Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad. Mereka juga memiliki peran dan jasa dalam dakwah salaf.. kitab-kitab yang beliau tahqiq dan juga tulisan-tulisan beliau silakan kalian ambil faidah darinya.. ” [3]
Dan masih banyak lagi pujian para ulama terhadap beliau.
Syaikh Abdurrazaq Al Badr juga salah satu ulama yang ditunjuk pemerintah menjadi pengajar tetap Masjidil Nabawi, dan tidak semua ulama mendapatkan kehormatan ini.
Website Resmi
http://www.al-badr.net/web/index.php
***
Catatan Biografi Ini Hasil Copas Dari Muslim.co.idِ
Setelah mobil kami parkir kamipun berjalan menuju pasar Tanah Abang, dan tatkala itu kondisi pasar bagian luar agak becek, bahkan sebagian tempat tergenang air. Namun meskipun syaikh harus berjalan agak jauh dan harus melewati tanah yang becek bahkan berair serta penuh dengan keramaian namun beliau sama sekali tidak mengeluh. Kamipun memasuki pasar Tanah Abang, dan beliau memang ingin mencari baju-baju wanita khas Indonesia terutama yang bernuansa batik. Akhirnya setelah lama berputar-putar sudah banyak baju yang dibeli beliau. Demikian juga beliau membeli baju untuk anak-anak bahkan untuk bayi, karena beliau masih memiliki seorang putra yang berumur belum setahun. Selain itu beliau juga belikan untuk cucu-cucu beliau. Banyak yang beliau belanja, dan untuk sementara yang membayar adalah sang sopir, karena syaikh hanya membawa uang real, tidak membawa uang rupiah.
Rahmat kepada pelaku kemaksiatan
Tidak terasa ternyata udah masuk waktu ashar, dan subhaanallah ternyata kumandang adzan ashar terndengar di dalam pasar, hal ini sangat menyenangkan hati beliau. Kamipun menuju musolla, ternyata mushollanya sangat kecil, ukurannya kira-kira 2 kali 6 meter. Sehingga orang-orang pada sholat sendiri-sendiri sementara banyak orang yang ngantri. Aku dan syaikhpun ikutan ngantri. Musolla kecil tersebut terbagi menjadi 2 saf, saf depan untuk para lelaki dan saf belakang untuk para wanita. Ternyata –alhamdulillah- banyak juga mbak-mbak yang ngantri ingin melaksanakan sholat. Dan suatu pemandangan yang aneh bagi syaikh, ada beberapa wanita yang tidak berjilbab, bahkan ada yang memakai pakaian menor (alias banyak yang aurotnya kelihatan) akan tetapi ikut ngantri untuk sholat sambil membawa mukena. Syaikh bergumam, "Semoga Allah mengampuni dosa-dosa mereka karena sholat mereka ini. Kasihan… karena kejahilan mereka".
Aku tertegun tatkala mendengar ucapan dan doa syaikh ini. Yang sering aku dapati banyak dai tatkala melihat seseorang melakukan kemaksiatan –seperti membuka aurot atau terjerumus dalam bid'ah atau kesyirikan atau kemaksiatan-kemaksiatan yang lain- serta merta marah dan tidak member udzur kepada pelaku maksiat tersebut, bahkan bisa jadi terlontar cacian dan makian kepada pelaku maksiat tersebut. Akan tetapi syaikh di sini memandang para wanita yang terbuka aurotnya tersebut dengan pandangan rahmat, semoga Allah memaafkan mereka. Bahkan syaikh berusaha mencari udzur buat mereka dengan berakta, "Karena kejahilan mereka …".
Sepertinya hal ini adalah hal yang sepele, tapi ketahuilah para pembaca sikap ini merupakan sikap yang sangat penting untuk dimiliki oleh seorang da'i tatkala berdakwah. Sebagian da'i ketika berdakwah memasang kuda-kuda menyerang dan seakan-akan pelaku maksiat yang ada dihadapannya memang harus diserang dan tidak ada udzur baginya. Sehingga sang dai tidak menunjukan rasa rahmatnya kepada para pelaku maksiat. Sehingga hal ini berpengaruh dalam pola dakwahnya yang akhirnya dipenuhi dengan kekerasan dan kekakuan. Berbeda dengan seorang da'i yang sejak awal sudah menanamkan rasa ibanya kepada pelaku maksiat, maka dia akan berusaha berdakwah dengan sebaik-baiknya karena kasihan kepada para pelaku maksiat, dan harapannya agar mereka bisa memperoleh hidayah dengan sebab dia.
sumber:
http://binbaz.atturots.or.id/berita-kisah-syaikh-abdurrozza…
--> Insyaa Allah besok Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr akan hadir di Masjid Istiqlal Jalarta
pada Ahad, 3 April 2016 / 25 Jumadal Akhirah 1437.
Pukul: 09:00 WIB – Dzuhur.
I. Catatan Biografi Syaikh Abdurrazaq Al Badr
بِسْــــــــــــــــــمِ اللَّهِ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ
Mari Kita Bertemu Di Masjid Istiqlal Lagi..
Nama lengkap beliau Abdurrazaq bin Abdil Muhsin bin Hamd bin Abdil Muhsin bin Abdillah bin Hamd bin ‘Utsman Al Abbad Alu Badr. Adapun Al Abbad adalah laqb dari kakek buyut beliau, Abdullah bin Hamd, beliau ber-intisab kepadanya. Sedangkan Alu Badr merupakan sebutan untuk keturunan Alu Jalas dari Kabilah ‘Utrah salah satu kabilah Al-‘Adnaniyah. Nenek beliau adalah putri dari Sulaiman bin ‘Abdullah Alu Badr.
Beliau dilahirkan pada tanggal 22/11/1382 H di desa Zulfi (300 km dari utara Riyadh), Provinsi Riyadh, Saudi Arabia. Beliau tumbuh dan dewasa di desa ini dan belajar baca tulis di sekolah yang diasuh oleh ayah beliau sendiri. Keluarga beliau adalah keluarga ‘alim yang sangat perhatian pada ilmu agama. Ayah beliau, Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad hafizhahullah, adalah ulama besar ahli hadits yang diakui keilmuannya di zaman ini.
Pendidikan dan Guru
Beliau menuntut ilmu di jenjang universitas khususnya dalam bidang Aqidah sampai meraih gelar Doktoral. Beliau juga menimba ilmu dari para ulama besar Saudi Arabia, diantaranya:
Ayah beliau, al-Allâmah Asy Syaikh ‘Abdul Muhsin al-‘Abbâd hafizhahullâh
Al-Allamah Asy Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baaz rahimahullah
Al-Allamah Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah
Fadhîlatusy Syaikh ‘Alî Nâshir Faqîhî hafizhahullâh
Fadhîlatusy Syaikh ‘Abdullâh al-Ghunaimân hafizhahullâh
Aktivitas
Beliau adalah salah satu tim pengajar dan guru besar bidang Aqidah di Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia. Beliau juga menjadi pengisi tetap pengajian di Masjidil Haram Nabawi, yang tidak sembarang ulama diizinkan mengajar di sana.
Beliau pun aktif menjadi narasumber di majelis pengajian yang disiarkan televisi dan radio Saudi Arabia. Beliau juga menjadi pengisi kajian rutin di Radio Rodja 756 AM yang diterjemahkan oleh para asatidz Indonesia yang belajar di Saudi Arabia.
Karya Tulis
Fiqhu ad-Da’iyah wal Adzkâr
Adz Dikru Wad Du’a
Adzkar Ashalah Wad Du’a
Al-Haj wa Tahdzîbun Nufus
Tadzkiratul Mu`tasî Syarh ‘Aqîdah al-Hâfizh ‘Abdil Ghanî al-Maqdisî
Syarh Hâsiyah Abî Dâwud
Al-Atsar al-Masyhûr ‘anil Imâm Mâlik fî Shifatil Istiwa
Al-Qaulus Sadîd fîr Raddi ‘ala Man Ankara Taqsîmat Tauhîd
At-Tuhfatus Sanîyah Syarh Manzhûmah Ibnu Abî Dâwud al-Ha’iyah
Asbaab Ziyaadatil Imaan wa Nuqsaanihi
Taammulat Fii Mumatsalah Al Mu’min Lin Nakhlah
Dirasat Fi Baqiyyatis Shalihat
Wa Jaa’a Syahru Ramadhan
Min Ma’alimit Tauhid
Kalimatut Tauhid Laailaaha Ilallah
Ash Shidqu Ma’allah
Mau’izhatun Nisa
Ta’zhimus Shalah
Wajibuna Nahwa Ash Shahabah Radhiallahu’anhum
Maqashidul Hajj
Syarah Manzhumah Mimiyyah fil Washaya wal Adab
Ziyadatul Ilmi Wa Nuqshanuhu
Tazkiratul Mu’tasi fi Syarhi ‘Adiqadil Hafidz Abdul Ghani Al Maqdisi
Syarah Manzhumah Ar Raiyah fi As Sunnah Lizzanjani
Atsarul Fitan
dll.
Kitab-kitab yang beliau tahqiq
Fathur Rahimil Malakil Allam, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di
Ushul Azhimah min Qawaid Al Islam, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di
Fawaid Jalilah fi Qawaid Al Asma Al Husna, Ibnu Qayyim Al Jauziyyah
Qa’idah Mukhtasharah fi Wujubit Tha’atillah wa Rusulihi wa Wulatil Umuri, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
Al Inshaf fi Haqiqati Al Auliya, Ash Shan’ani
Al Mukhtar fi Ushul As Sunnah, Abu Ali Ibnu Al Banna Al Baghdadi
Ceramah beliau yang direkam
Syarah Qawa’idul Mutslaa
Syarah Al Kaliimi ath Thayyibi
Syarah Qawa’id Asma-il Husna libni Qayyim
Syarah Al Haasyiyah libni Abi Daud
Tadzkiratul Mu`tasî Syarh ‘Aqîdah al-Hâfizh ‘Abdil Ghanî al-Maqdisî
Syarah Adabul Mufrad, Imam Al Bukhari
Syarah Kitabul Fushul Fii Siratir Rasul, Ibnu Katsir
dll.
Pujian Ulama
Syaikh Ubaid Al Jabiri hafizhahullah ketika ditanya tentang Syaikh Abdurrazaq beliau menjawab:
هذا صاحب سنة ولله الحمد، معروف، وما بلغنا عنه قواعد فاسدة ولا أصول فاسدة
“Beliau ini adalah seorang shahibus sunnah (ahlussunnah), walillahilhamd, beliau dikenal, dan saya tidak pernah mendengar adanya qawa’id atau ushul yang rusak dari beliau” [1]
Syaikh Ubaid juga mengatakan bahwa Syaikh Abdurrazaq adalah salah satu ulama kibar:
الهئية الرسمية الذي نصبها ولي الأمر مثل الشيخ عبد العزيز آل الشيخ والشيخ عبد الله الغديان وهناك علماء كبار معروفون بسلامة المنهج وصحة العقيدة مثل الشيخ الدكتور ربيع بن هادي المدخلي وفضيلة الشيخ الدكتور صالح بن سعد السحيمي وفضيلة الشيخ الدكتور عبد الرزاق بن عبد المحسن البدر وفضيلة الشيخ عبد المحسن بن حماد العباد وغيرهم كثير
“Dewan ulama yang resmi yang dijadikan sebagai panduan oleh pemerintah adalah semisal Asy Syaikh Abdul Aziz Alu Asy Syaikh dan Asy Syaikh Abdullah Al Ghuddayan. Dan ada pula para ulama kibar yang dikenal dengan manhajnya yang selamat dan aqidahnya yang lurus semisal Asy Syaikh Dr. Rabi’ bin Hadi Al Madkhali, Fadhilatus Syaikh Dr. Shalih bin Sa’ad As Suhaimi, Fadhilatus Syaikh Dr. Abdurrazaq bin Abdil Muhsin Al Abbad Al Badr, Fadhilatus Syaikh ‘Abdul Muhsin bin Hammad Al Abbad, dan yang selain mereka itu banyak” [2]
Syaikh Muhammad Bazmul hafizhahullah berkata tentang beliau:
الشيخ عبد الرزاق البدر من العلماء الأفاضل و هو ولد الشيخ عبد المحسن العباد فهم من العلماء الأفاضل الذين لهم مكانتهم و لهم عملهم في خدمة المنهج السلفي…تحقيقاته و كتاباته يستفاد منها
“Syaikh Abdurrazaq Al Badr termasuk diantara para ulama yang memiliki keutamaan, dan beliau adalah anak dari Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad. Mereka juga memiliki peran dan jasa dalam dakwah salaf.. kitab-kitab yang beliau tahqiq dan juga tulisan-tulisan beliau silakan kalian ambil faidah darinya.. ” [3]
Dan masih banyak lagi pujian para ulama terhadap beliau.
Syaikh Abdurrazaq Al Badr juga salah satu ulama yang ditunjuk pemerintah menjadi pengajar tetap Masjidil Nabawi, dan tidak semua ulama mendapatkan kehormatan ini.
Website Resmi
http://www.al-badr.net/web/index.php
***
Catatan Biografi Ini Hasil Copas Dari Muslim.co.idِ