Peran Tauhid untuk Hidayah Hati
Pemateri : Ustadz
Mahfudz Umri, Lc hafizhahullah
Tempat : Masjid
Baiturrahman Jakasetia Galaxy, 15 Okt 24
Waktu : 15
Oktober 2024, jam 09.30 -11.30 wib
Bismillah...
1. Bersyukur dan bersabar harus senantiasa berada dalam hati setiap
muslim.
2. Hati merupakan komandan pada setiap diri maka posisikan hati
sesuai kaidah syar'i
3. Fenomena terbaliknya hati dalam menilai sesuatu. Tauhid
dianggap kesesatan dan kesyirikan sebagai kearifan lokal. Dari Hudzaifah
Radhiyallahu anhu, ia berkata: Aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda :
تُـعْـرَضُ
الْـفِـتَـنُ عَلَـى الْـقُـلُـوْبِ كَالْـحَصِيْـرِ عُـوْدًا عُوْدًا ، فَـأَيُّ
قَـلْبٍ أُشْرِبَـهَا نُـكِتَ فِـيْـهِ نُـكْـتَـةٌ سَوْدَاءُ ، وَأَيُّ قَـلْبٍ
أَنْـكَـرَهَا نُـكِتَ فِـيْـهِ نُـكْتَـةٌ بَيْضَاءُ ، حَتَّىٰ تَصِيْـرَ عَلَـىٰ
قَـلْبَيْـنِ : عَلَـىٰ أَبْـيَـضَ مِثْـلِ الصَّفَا ، فَـلَا تَـضُرُّهُ
فِـتْـنَـةٌ مَـا دَامَتِ السَّمٰـوَاتُ وَالْأَرْضُ ، وَالْآخَرُ أَسْوَدُ
مُـرْبَادًّا ، كَالْكُوْزِ مُـجَخِّـيًا : لَا يَعْرِفُ مَعْرُوْفًـا وَلَا
يُـنْـكِرُ مُنْكَـرًا ، إِلَّا مَا أُشْرِبَ مِنْ هَوَاهُ.
“Fitnah-fitnah menempel dalam lubuk hati manusia sedikit demi
sedikit bagaikan tenunan sehelai tikar. Hati yang menerimanya, niscaya timbul
bercak (noktah) hitam, sedangkan hati yang mengingkarinya (menolak fitnah
tersebut), niscaya akan tetap putih (cemerlang). Sehingga hati menjadi dua :
yaitu hati yang putih seperti batu yang halus lagi licin, tidak ada fitnah yang
membahayakannya selama langit dan bumi masih ada. Adapun hati yang terkena
bercak (noktah) hitam, maka (sedikit demi sedikit) akan menjadi hitam legam
bagaikan belanga yang tertelungkup (terbalik), tidak lagi mengenal yang ma’ruf
(kebaikan) dan tidak mengingkari kemungkaran, kecuali ia mengikuti apa yang
dicintai oleh hawa nafsunya.”
Syahwat itu keinginan untuk berbuat maksiat sehingga malas untuk
melakukan ketaatan, sedangkan syubhat adalah kerancuan dalam pemikiran. Hati
itu adalah tempat untuk menerima nasihat dan kebenaran.
4. Kedudukan hati dalam kehidupan. Hati juga disebut ruuh, nafsul
mutmainah, qolbun salim
26.Asy-Syu'arā : 88
يَوْمَ لَا
يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ
(Yaitu) pada hari ketika tidak berguna (lagi) harta dan anak-anak.
26.Asy-Syu'arā : 89
إِلَّا مَنْ
أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
Kecuali, orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.”
Note : Hati yg selamat yakni hati yang selamat dari 3 perkara
(syirik, bid'ah dan maksiat)
·
Hati menentukan baik buruk perangai
seseorang.
Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ وَإِنَّ
فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا
فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia
baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh
jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan
Muslim no. 1599).
Hati adalah komandan bagi seluruh anggota badan. Jika hatinya
dikontrol oleh syariat kebaikan maka akan menjadi wali allah
عَنْ أَبِـيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللّـهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : «إِنَّ اللهَ تَعَالَـى قَالَ : مَنْ عَادَى لِـيْ وَلِيًّا
فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْـحَرْبِ ، وَمَا تَقَرَّبَ عَبْدِيْ بِشَيْءٍ أَحَبَّ
إِلَـيَّ مِمَّـا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ
إِلَـيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ
الَّذِيْ يَسْمَعُ بِهِ ، وَبَصَرَهُ الَّذِيْ يُبْصِرُ بِهِ ، وَيَدَهُ الَّتِيْ
يَبْطِشُ بِهَا ، وَرِجْلَهُ الَّتِيْ يَمْشِيْ بِهَا ، وَإِنْ سَأَلَنِيْ
لَأُعْطِيَنَّهُ ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِـيْ لَأُعِيْذَنَّهُ».
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu ia berkata, Rasûlullâh Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, ”Sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla berfirman,
’Barangsiapa memusuhi wali-Ku, sungguh Aku mengumumkan perang kepadanya.
Tidaklah hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai
daripada hal-hal yang Aku wajibkan kepadanya. Hamba-Ku tidak henti-hentinya
mendekat kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah hingga Aku mencintainya. Jika
Aku telah mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk
mendengar, menjadi penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, menjadi
tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan menjadi kakinya yang ia gunakan
untuk berjalan. Jika ia meminta kepada-Ku, Aku pasti memberinya. Dan jika ia
meminta perlindungan kepadaku, Aku pasti melindunginya.’”
Wajah ini mewakili hati seseorang. Dari Abu Dzar radhiyallahu
‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَبَسُّمُكَ فِى
وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
“Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai)
sedekah bagimu“
Note : Syari'at itu bermakna sumber mata air atau sumber kehidupan.
8.Al-Anfāl : 24
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا
يُحْيِيكُمْ ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ
وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan Rasul
(Nabi Muhammad) apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan
kepadamu!*310) Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia
dengan hatinya*311) dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.
Ibnu Mas'ud berkata jika allah menyeru kepada orang beriman maka
pasanglah telinga kita karena ada sesuatu hal yang sangat penting.
إِنَّ
الْقُلُوبَ بِيَدِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يُقَلِّبُهَا
“Sesungguhnya hati berada di tangan Allah ‘azza wa jalla, Allah
yang membolak-balikkannya.” (HR. Ahmad 3/257.
·
Hati tempat mengambil ibrah
(pelajaran). Dan tentunya adalah hati yang selamat
50.Qāf : 36
وَكَمْ
أَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِنْ قَرْنٍ هُمْ أَشَدُّ مِنْهُمْ بَطْشًا فَنَقَّبُوا
فِي الْبِلَادِ هَلْ مِنْ مَحِيصٍ
Betapa banyak umat sebelumnya (kaum kafir Quraisy) yang telah Kami
binasakan! Mereka itu lebih hebat kekuatannya daripada (kaum kafir Quraisy)
itu, sehingga mampu menjelajah (dan mengamati) beberapa negeri. Adakah tempat
pelarian (bagi mereka dari kebinasaan)?
50.Qāf : 37
إِنَّ فِي
ذَٰلِكَ لَذِكْرَىٰ لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ
شَهِيدٌ
Sesungguhnya pada yang demikian itu pasti terdapat peringatan bagi
orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya dan dia
menyaksikan.
29.Al-'Ankabūt : 40
فَكُلًّا أَخَذْنَا بِذَنْبِهِ ۖ
فَمِنْهُمْ مَنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ
الصَّيْحَةُ وَمِنْهُمْ مَنْ خَسَفْنَا بِهِ الْأَرْضَ وَمِنْهُمْ مَنْ
أَغْرَقْنَا ۚ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَٰكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ
يَظْلِمُونَ
Masing-masing (dari mereka) Kami azab karena dosanya. Di antara
mereka ada yang Kami timpakan angin kencang (yang mengandung) batu kerikil, ada
yang ditimpa suara keras yang mengguntur, ada yang Kami benamkan ke dalam bumi,
dan ada pula yang Kami tenggelamkan. Tidaklah Allah menzalimi mereka, tetapi
merekalah yang menzalimi dirinya sendiri.
Juga dalam firman allah
30.Ar-Rūm : 41
ظَهَرَ
الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ
لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan
tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari
(akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Orang beriman senantiasa didalam kebaikan. Baik itu dalam keadaan menyenangkan
juga dalam keadaan tidak enak. Dari Shuhaib, ia berkata, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ
أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ
أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ
صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya
itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan
kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan,
maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)
·
Hati diciptakan untuk bersyukur
dengan bentuk mempelajari ilmu.
16.An-Naḥl : 78
وَاللَّهُ
أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ
لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatu pun dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan,
dan hati nurani agar kamu bersyukur.
Dan juga allah mengancam kepada orang yg tidak mau belajar dan
tidak mau menggunakan karunia allah berupa pendengaran, penglihatan dan hati.
Sebagaimana firman allah
7.Al-A'rāf : 179
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ
كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا
وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ
أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan banyak dari kalangan
jin dan manusia untuk (masuk neraka) Jahanam (karena kesesatan mereka). Mereka
memiliki hati yang tidak mereka pergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan
memiliki mata yang tidak mereka pergunakan untuk melihat (ayat-ayat Allah),
serta memiliki telinga yang tidak mereka pergunakan untuk mendengarkan
(ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka
itulah orang-orang yang lengah.
Menuntut ilmu akan melahirkan ketenangan dan kedamaian dan allah
akan memudahkan langkah kita dalam berjalan dalam rangka menuntut ilmu.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَمَنْ سَلَكَ
طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى
الْجَنَّةِ
“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan
mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)
·
Ancaman bagi hati yang tidak mau
menuntut ilmu, dalilnya
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِّنَ ٱلْجِنِّ وَٱلْإِنسِ ۖ
لَهُمْ قُلُوبٌ لَّا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ
ءَاذَانٌ لَّا يَسْمَعُونَ بِهَآ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ كَٱلْأَنْعَٰمِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ
ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْغَٰفِلُونَ
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam)
kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan
mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar
(ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih
sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
12.Yūsuf : 53
وَمَا أُبَرِّئُ
نَفْسِي ۚ إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي ۚ
إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ
Aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan) karena
sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang
diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.”
6.Al-An'ām : 112
وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ
نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَىٰ
بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا ۚ وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ ۖ
فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ
Demikianlah (sebagaimana Kami menjadikan bagimu musuh) Kami telah
menjadikan (pula) bagi setiap nabi musuh yang terdiri atas setan-setan (berupa)
manusia dan jin. Sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain
perkataan yang indah sebagai tipuan. Seandainya Tuhanmu menghendaki, niscaya
mereka tidak akan melakukannya. Maka, tinggalkan mereka bersama apa yang mereka
ada-adakan (kebohongan).
Syaithan bermakna adalah segala sesuatu yang dijauhkan dari Rahmat.
Syaithan bisa berupa jin dan manusia. Agar tetap diteguhkan hati ingatlah
sebuah do’a yang selalu dibaca oleh Nabi. Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha
mengatakan bahwa doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam adalah doa,
« يَا
مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ »
“Yaa muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘ala diinik” artinya ‘Wahai Zat
yang membolak-balikkan hati teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu’ (HR. Tirmidzi,
Ahmad, Hakim, dishahihkan oleh Adz Dzahabi, lihat pula Shohihul Jami’)
·
Tauhid akan menghidupkan atau
memberikan hidayah hati.
64.At-Tagābun : 11
مَا أَصَابَ
مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ
قَلْبَهُ ۚ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa (seseorang), kecuali
dengan izin Allah. Siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi
petunjuk kepada hatinya. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Musibah tidak selamanya negatif. Senang musibah buruk juga musibah.
Semua hal dalam kehidupan muslim adalah musibah, namun bagaimana seorang muslim
itu harus menyikapinya yakni harus dlam kaidah syari'at
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ
أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ
أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ
صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya
itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan
kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan,
maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)
·
Dalil Tauhid Rububiyyah, Uluhiyyah
dan asma' wasifat.
19.Maryam : 65
رَبُّ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا فَاعْبُدْهُ وَاصْطَبِرْ
لِعِبَادَتِهِ ۚ هَلْ تَعْلَمُ لَهُ سَمِيًّا
(Dialah) Tuhan (yang menguasai) langit, bumi, dan segala yang ada
di antara keduanya. Maka, sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah
kepada-Nya. Apakah engkau mengetahui sesuatu yang sama dengan-Nya?